23 Desember 2024

Kampung Keluarga Berkualitas Harus Jadi Ujung Tombak Atasi Stunting

Spread the love

libasmalaka.com-Kampung Keluarga Berkualitas (KB) Harus menjadi ujung tombak untuk mengatasi masalah stunting (anak gagal tumbuh) dari tingkat desa .Demikian disampaikan Bupati Malaka Dr. Simon Nahak, S.H.,M.H, usai melouncing Kampung (KB) dalam Acara kegiatan rapat Evaluasi Program Percepatan Penurunan Stunting bertempat halaman Kantor Camat Rinhat Kabupaten Malaka Provinsi NTT,  Selasa 14 November 2023

Kegiatan disenggarakan Pemerintah Kabupaten Malaka melalui Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Setempat (BPP-KBP-PPA)

Turut hadir Kepala Dinas BPP-KBP-PPA kabupaten Malaka Rofinus Bau, S.H, Kepala Badan BP4D Kabupaten Malaka Raymon Yani Baria, S.E., M..Ec.Kapolsek Rinhat AKP I Made Yudhana, Danramil 1605-04/Betun Mayor Czi Manuel Fernandez Danramil 1605-09/Biudukfoho,Kapten Inf.I Nyoman Swastika Camat Rinhat Servatius Bria,AMd,Kep, Camat Sasitamean Alfedzs Neonbasu ,20 Kepala Desa Se-kecamatan Rinhat

Lanjut Simon Nahak. Bupati Malaka juga Dosen Fakultas Hukum Universitas Warmadewa Denpasar Bali ini “jika Kampung KB digarap maksimal maka angka stunting bisa turun dengan cepat dan target penurunan stunting hingga 14 persen pada 2024 bisa tercapai.”Untuk itu penguatan tim percepatan penurunan stunting di tingkat desa dalam wadah Kampung KB yang melibatkan nakes, PLKB, PKK, PPKS dan unsur masyarakat menjadi sangat krusial,” katanya.

Tim ini harus mampu mengidentifikasi penyebab stunting yang dominan di wilayahnya, jangan hanya diskusi saja namun perbanyak aksi sehingga bisa melakukan upaya pencegahan. “Kalau berbicara stunting maka harus dilihat dahulu sumber penyebabnya dari mana,?

“Kalau sudah dilihat sumber penyebabnya dari mana maka bisa masuk pada poin-poin pencegahan,” ujarnya Bupati Simon Nahak

Tujuan strategis Kampung KB adalah meningkatkan kualitas hidup keluarga dan masyarakat dengan mendekatkan pelayanan program bangga kencana dan pelayanan dasar, penguatan 8 fungsi keluarga, partisipasi aktif masyarakat dan pembangunan yang terintegrasi lintas sektor.

“Tak hanya penurunan stunting, diharapkan melalui wadah Kampung KB, pemberdayaan masyarakat dan pelaksanaan program-program pembangunan lainnya dapat berjalan secara terpadu dan bersamaan sehingga dapat mewujudkan keluarga dan masyarakat berkualitas,”

Selain Itu Bupati Malaka juga Gencar Paparkan Konsep 3-K.”Konsep 3-K.Yakni Konsep Integrasi Kebun, Kandang dan Kolam. Konsep integrasi kebun, kandang dan kolam ini wajib dikembangkan sebagai sebuah siklus pertanian berkelanjutan dan pemenuhan gizi secara optimal.

Lanjut Bupati Simon ,Hasil kebun, kandang dan kolam tersebut juga dapat dijual yang hasilnya sebagai upaya keberlanjutan pengelolaan oleh Pengelola ,Konsep ini dikembangkan sebagai upaya memenuhi kualitas dan kuantitas nutrisi dan gizi keluarga.

Juga sebagai upaya meningkatkan perekonomian masyarakat melalui berkurangnya pengeluaran untuk keperluan sayur dan lauk serta meningkatkan pendapatan dengan penjualan hasil kebun maupun hasil olahannya. Juga mengurangi bila perlu mencegah terjadinya Stunting atau gagal tumbuh bagi anak dan cucu kita.

Selain itu Bupati Minta dari Camat kepala desa hingga Para pemangku kepentingan berperan jadi dan bersedia jadi Bapa Asuh anak Stunting, “Saya sudah mengakat 5 anak asuh yang lain silahkan ikut ini semua demi kemanusiaan. Ajak Simon Nahak.

Pantauan Media ini Bupati Malaka Juga menyerahkan bantuan bertujuan untuk melakukan edukasi dan perbaikan terhadap pertumbuhan, pola makan, serta pola asuh anak-anak. Penderita Stunting , bantuan yang diberikan adalah makanan pokok berupa Beras telur, makanan pendamping ASI, susu, dan lainnya.

Penulis Edi.S

About Post Author