Bupati Malaka Disambut Para Guru dengan Sapaan Adat Manukakae. Ini Penjelasannya
libasmalaka.com- Pengalaman ini jarang terjadi. Kunjungan pejabat atau pemimpin siapa saja biasanya disambut dengan sapaan adat Bolu Rai Lian yang lazimnya disebut Hase Hawaka. Dalam acara tatap muka di panggung tahbisan Dekenat Malaka Betun Kecamatan Malaka Tengah, pekan lalu Bupati Malaka, Dr. Simon Nahak, S.H.,M.H disambut para guru dengan sapaan adat Manukakae.
Penutur sapaan adat Manukakae, Hilarius Nahak Bria, S.Pd kepada wartawan sesaat sebelum menyampaikan sapaan adat dalam kunjungan kerja Bupati Simon mengatakan sapaan adat Manukakae pantas disampaikan kepada seorang pejabat atau pemimpin daerah semisal Bupati Malaka.
Alasannya, kata Hilarius seorang pemimpin ibarat bintang dan bulan yang menerangi alam semesta. “Pemimpin itu terang yang datang dan menerangi (red, memberi pencerahan) untuk kebaikan dan kemajuan daerah,” kata Hilarius yang didampingi dua rekan guru lainnya masing-masing Yohanes Teti Nahak dan Yanuarius Bere Tey Seran.
Di sisi lain, kata Hilarius sapaan adat Manukakae sebagai ungkapan kesediaan para guru tatkala menerima kunjungan Bupati Malaka dan rombongan. “Bapak Bupati sudah berkenan datang dan hadir untuk menerangi para guru. Sehingga, kesediaan para guru itu diungkapkan lewat sapaan adat Manukakae,” tandas Hilarius.
Bahkan, Hilarius menyentil simbol burung Garuda yang tersemat dan dipakai seorang kepala daerah yang mencirikan pemimpin itu patut dihargai dan dijunjung. “Iha Fitun Fohon, iha Fulan Fohon (Di atas bintang, di atas bulan), sapaan adat dalam bahasa Tetun yang memiliki makna kita harus junjung dalam sikap kebersamaan Tetuk no Nesan (bersama dan sejajar) untuk diterangi,” jelas Hilarius.(*)anandabudiman)