Kunjungan SBS Pantau Covid Wujud Kepedulian Seorang Pemimpin Kepada Rakyat
keterangan foto dokumen radarmalaka.com
Kunjungan Bupati Malaka Stefanus Bria Seran (SBS) pantau Pencegahan Covid 19 itu kewajiban dan hal itu merupakan wujud nyata tanggung seorang Kepala Daerah demi kepentingan dan keselamatan rakyatnya karena pemimpin harus berada ditengah tengah rakyat pada saat situasi Pandemi Covid-19, rakyat butuh perhatian seorang pemimpin agar tidak gelisah, dan rakyat tenang agar rakyat tidak merasa sendirian
hal ini dikatakan Tokoh Masyarakat Kabupaten Malaka, Pius Klau Muti pada saat menyambut Kunjungan Bupati Malaka dan Kapolres Malaka di Puskesmas Fahiluka – Naimana – Kecamatan Malaka Tengah – Kabupaten Malaka, Kamis (30/4-2020).
Dikatakannya, kunjungan Bupati Malaka, Stefanus Bria Seran bersama unsur Forkopimda guna memantau keadaan dan situasi rakyat dan petugas Pos Pencegahan Covid 19 diberbagai Kecamatan dan desa di Kabupaten Malaka belakangan ini sudah menjadi kewajiban pemerintah karena itu wujud nyata seorang seorang Kepala Daerah demi keselamatan rakyatnya.
“Kunjungan itupun Bupati tidak sendirian tetapi didampingi Kapolres Malaka , Dandim dan Kepala Perangkat Daerah terkait untuk melihat langsung persoalan dan kebutuhan rakyat serta langsung mengeksekusi terkait berbagai kesiapan dilapangan terkait pencegahan Covid 19”.
“Itu satu bukti bahwa Bupati Malaka dan Unsur Forkopimda sangat paham untuk memperhatikan rakyatnya dalam rangka mengantisipasi Pandemi Covid 19 agar rakyat tetap aman dan selamat serta tidak panik menghadapi Virus yang mendunia itu”.
“Jadi bagi para pengamat-pengamat dadakan yang baru muncul baik yang berada di Kabupaten Malaka atau diluar Kabupaten Malaka yang berkomentar banyak saat kunjungan Bupati SBS bersama unsur Forkopimda Kabupaten Malaka harap menahan diri karena kunjungan untuk Pantau kesiapan rakyat merupakan tanggung jawab seorang kepala daerah untuk keselamatan rakyatnya agar tidak terjangkit virus yang mematikan itu”.
Dikatakannya, rakyat Kabupaten Malaka jangan terkecoh dengan postingan di Medsos , komentar -komentar serta berita-berita miring yang sengaja dihembuskan para pengamat-pengamat dadakan yang bermunculan saat kunjungan Bupati Malaka serta Unsur Forkopimda ke berbagai kecamatan dan desa di Malaka.
” Saya mengetahui persis kompetensi yang dimiliki seorang Bupati SBS sebagai mantan Kadis Kesehatan Propinsi NTT yang mengurusi 22 Kabupaten/Kota di NTT tentu memiliki segudang pengalaman dan kompetensi yang tidak diragukan lagi”
“Apalagi SBS juga lulusan Public Health dari Boston University di Amerika tentu memiliki ilmu , kompetensi yang mumpuni dibidang Kesehatan masyarakat, tentu dalam menghadapi Pandemi Covid 19 memiliki strategi dan jurus jitu untuk mengantisipasi”
” Kita semua saksikan, ketika semua orang ribut bagaimana strategi menghadapi penularan Virus Korona, Bupati Malaka justru membuat pernyataan yang membuat semua orang tercengang bahwa kekuatan untuk menghadapi penularan Covid 19 ada pada rakyat. Itu artinya, rakyat sebagai pelaku dan peran utama dalam upaya pencegahan dan memutus mata rantai penyebaran Virus”
” Caranya, rakyat disiapkan melalui pembentukan Posko-Posko mulai dari tingkat Kabupaten, Kecamatan dan Pembentukan Pos Pemantauan di desa-desa”
” Setelah itu rakyat perlu diberi pemahaman yang benar tentang bahaya penyakit ini termasuk cara mengatasinya melalui Calling keliling disetiap kecamatan dan desa melalui mobil puskesmas, mobil Kominfo, mobil-mobil Camat termasuk mobil kepala perangkat daerah. Supaya informasi itu cepat menyebar ke rakyat maka Para wartawan yang bertugas di Malaka mewartakan kepada rakyat sebagai wujud edukasi dan informasi agar rakyat memiliki pemahaman yang benar tentang covid 19″
” Dalam mengimplementasikan Protokol kesehatan pemerintah tidak sendirian tetapi disinergikan dengan alat negara seperti TNI -Polri dalam hal pengawasan sehingga berjalan sesuai harapan bersama dalam rangka memutuskan mata rantai penyebaran Virus”.
” Jadi seharusnya kita bangga dan senang karena seorang kepala daerah memiliki field and experience dibidang Publik Health dimanana semua rencana penanganan dalam rangka pencegahan Covid 19 sangat sistimatis,metodis dan terukur serta dapat dipertanggungjawabkan dalam segala aspek”
” Jadi kunjungan Bupati dan Forkopimda jangan dibelokkan para pengamat Covid 19 karena memiliki tujuan mulia untuk melihat kesiapan rakyat di lapangan apakah mereka sudah siap termasuk mengevaluasi apa yang sudah dikerjakan untuk rakyat terkait penanganan Covid”
Kalau ada pengamat Covid 19 yang mengatakan kunjungan SBS bernuansa politik itu tidak benar dan patut disayangkan karena
setahu saya bila SBS dulu kampanye ribuan orang yang datang bukan puluhan”
” Dalam keadaan sebelum masa Covid-19 bila berkunjung ke kecamatan atau desa-desa dipastikan ratusan bahkan ribuan rakyat menunggu beliau, sehingga bila menuduh beliau mengumpulkan masa itu pemutar belikan fakta lapangan dan mengada ada”.
” Sebagai pembanding, kalau para pengamat Covid 19 itu fair harusnya bisa membantu rakyat mengkritisi proses pemakaman salah satu anggota DPRD Provinsi NTT dan mantan wakil Bupati Belu yang meninggal dan dikebumikan awal bulan April lalu supaya mentaati protokol kesehatan karena keluarga yang menghantarkan jenasah almarhum dari Jakarta itu berasal dari daerah Zona merah sehingga proses pemakaman harusnya menggunakan Protokol kesehatan, tidak boleh mengumpulkan banyak orang karena sudah ada larangan pemerintah dan keluarga yang datang dari daerah terpapar harus diisolasi 14 hari sesuai ketentuan protokol kesehatan”
“.Yang perlu dikritisi waktu pemakaman ribuan orang berkumpul dan berdesakan . Para pengamat waktu itu ada dimana dan diam seribu bahasa? Ada apa?”(anada-red)