NTT Waspada Puncak Musim Hujan dan Potensi Bencana
Kupang.libasmalaka.com-Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menyampaikan peringatan dini terkait puncak musim hujan yang diperkirakan terjadi pada bulan Februari mendatang. Peringatan ini disampaikan dalam konferensi pers yang dihadiri oleh Penjabat Gubernur NTT, Dr. Andriko Noto Susanto, S.P., M.P., Kepala Stasiun Meteorologi BMKG NTT, Sti Nenotek, dan Kepala Pelaksana BPBD Provinsi NTT, Ir. Cornelis Wadu, M.Si. pada Kamis (30/01/2024)
Penjabat Gubernur NTT Dr. Andriko Noto Susanto, S.P., dalam konferensi pers mengatakan “akses jalan utama di NTT telah kembali normal, namun kewaspadaan tetap diperlukan mengingat puncak musim hujan yang akan datang. Kepada masyarakat pentingnya antisipasi terhadap banjir yang berpotensi merusak jaringan irigasi dan mengancam sektor pertanian.
“Koordinasi dan mitigasi bencana antara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTT dan kabupaten/kota terus ditingkatkan untuk menghadapi potensi bencana di masa mendatang. Kerja sama ini meliputi perencanaan, pencegahan, kesiapsiagaan, dan penanggulangan bencana, termasuk perbaikan infrastruktur yang rusak akibat banjir sebelumnya. Tujuannya adalah untuk meminimalisir dampak kerugian dan melindungi masyarakat dari ancaman bencana.”ujarnya
Kepala Stasiun Meteorologi BMKG NTT, Sti Nenotek, menjelaskan “Hampir seluruh wilayah NTT telah memasuki puncak musim hujan. Kondisi ini dipengaruhi oleh beberapa fenomena atmosfer, termasuk penguatan Monsun Asia, Madden-Julian Oscillation (MJO), sirkulasi siklonik, gelombang Rossby Ekstratropis, dan Kelvin Wave. Akibatnya, beberapa wilayah mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat. Kota Kupang, misalnya, mencatat curah hujan ekstrem hingga 155 mm pada 27 Januari.”
“BMKG memberikan peringatan dini terkait kondisi cuaca ekstrem di NTT yang diperkirakan akan berlangsung hingga 3 Februari 2025, dengan puncak musim hujan yang diperkirakan berlanjut hingga akhir Februari. Lebih jauh lagi, BMKG juga memprediksi potensi munculnya siklon tropis hingga bulan April, mengingat peristiwa Siklon Tropis Seroja pada April 2021 yang telah menimbulkan kerugian besar.”pungkasnya
kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi berbagai potensi bencana hidrometeorologi, termasuk banjir, tanah longsor, dan angin kencang, sangatlah penting bagi masyarakat dan pemerintah daerah di NTT.”
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi NTT, Ir. Cornelis Wadu, M.Si., di sela konferensi pers mengatakan “Kamu brsyukur melaporkan belum adanya laporan korban jiwa maupun kerusakan material yang signifikan akibat cuaca ekstrem yang melanda NTT. Namun, kesiapsiagaan tetap menjadi prioritas utama. BPBD telah menyiapkan stok bahan pokok yang cukup untuk memenuhi kebutuhan mendesak masyarakat jika terjadi bencana.”
“Langkah antisipatif juga telah dilakukan di daerah-daerah yang berisiko tinggi, terutama di wilayah timur NTT yang rawan longsor dan Pulau Flores yang rentan terhadap longsor dan banjir. Koordinasi yang erat dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terus dilakukan untuk memantau perkembangan cuaca secara intensif dan mengambil langkah-langkah mitigasi yang tepat dan cepat guna meminimalisir dampak potensi bencana.”Ujarnya
Pemerintah NTT mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi selama puncak musim hujan. Masyarakat dihimbau untuk mengikuti arahan dari pemerintah daerah dan instansi terkait. Koordinasi dan kerjasama antar instansi serta partisipasi masyarakat sangat penting untuk meminimalisir dampak bencana.
Anand