Pemda Malaka Siap Hadiri Festival Frontera di Oekusi, Timor Leste
Pemerintah Kabupaten Malaka akan menghadiri Festival Frontera, sebuah hajatan tahunan kerja sama Republik Demokratik Timor Leste dan Pemerintah Republik Indonesia. Festival yang bertemakan budaya dan persaudaraan tahun 2024 akan berlangsung di Oekusi, Timor Leste pada tanggal 14-19 September 2024.
Dalam rapat koordinasi yang berlangsung di Hotel Timor, Kabupaten Belu, Selasa, 8 Oktober 2024, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kabupaten Malaka Agustinus Nahak menyampaikan kesiapan Pemda Malaka untuk kegiatan tersebut.
“Pemda Malaka pada prinsipnya siap mengikuti kegiatan festival yang bertemakan budaya dan persaudaraan tersebut dalam mempererat hubungan kedua negara,” kata Agustinus.
Dirinya menambahkan, tahun 2023 juga Pemda Malaka mengikuti berbagai kegiatan di Distrik Maliana, seperti pagelaran budaya dan tarian tradisional, seminar budaya dan perbatasan yang melibatkan berbagai elemen masyarakat seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan para peneliti budaya.
“Tahun ini juga kita akan terlibat secara aktif dalam setiap kegiatan yang sudah dikoordinasikan bersama,” ungkapnya.
Bonifacio Fatima Martins Belo, Konsul Timor Leste untuk Indonesia pada kesempatan itu mengatakan kegiatan Festival Frontera yang diadakan setiap tahun selain menampilkan pagelaran seni dan budaya, juga merupakan ajang rekonsiliasi di antara kedua negara.
“Indonesia yang diwakili kabupaten di Pulau Timor dan Negara Timor Leste berada dalam satu pulau dan memiliki budaya, bahasa yang hampir sama. Sehingga kita ingin ada rekonsiliasi dan lebih mempererat hubungan kedua negara,” ujarnya.
Festival Frontera juga lanjut Bonifacio sebagai sebuah bentuk penegasan kepada publik bahwa hubungan antara kedua negara hingga saat ini berlangsung dengan baik dan tetap menjunjung tinggi nilai perdamaian.
Adelaida da Rosa, Dirjen Imigrasi Timor Leste menyampaikan bahwa pihaknya siap memfasilitasi segala urusan yang berkaitan dengan lalu lintas manusia dan barang.
“Kami siap membantu dan memfasilitasi urusan lalu lintas manusia dan barang untuk mengikuti festival di Oekusi. Kami pastikan setiap kontingen yang akan melintas ke Indonesia dan Timor Leste dapat dibantu sesuai aturan yang berlaku,” tandasnya.
Sementara itu Manuel Ximenes Smith, Dirjen Cultura Kementerian Muda Seni dan Budaya Timor Leste sebagai pihak penyelenggara mengatakan, konsep festival frontera ini seperti tahun sebelumnya dengan tema besar budaya dan rekonsiliasi.
“Kedua negara berkolaborasi untuk terus meningkatkan hubungan yang kondusif sehingga persaudaraan, kekeluargaan dan perdamaian terus terjalin sampai kapanpun,” katanya.
Dalam rapat koordinasi itu, hadir juga perwakilan dari Pemda Belu, Pemda TTU, para Kepala PLBN Motaian, Motamasin dan Wini serta pihak Bea Cukai dan Kepala Kepolisian Timor Leste. (kominfomalaka)