22 Desember 2024

Pilkada Malaka 2024; “Dilema Dua Politisi, Quo Vadis Petrus Bria Seran dan Ans Taolin?”

Spread the love

Oleh : Roby Koen.

Pilkada Malaka 2024 memasuki tahapan penting yakni Pendaftaran Bakal Pasangan Calon di KPU Malaka. Partai Politik telah memutuskan memberi dukungannya pada figur-figur yang akan turun dalam gelanggang pertarungan. Tercatat ada tiga (3) pasangan calon yakni SN-FBN, SBS-HMS dan KITA-EBA.
Paslon SN-FBN diusung oleh lima (5) partai besar dan tiga (3) partai non seat yaitu Partai PDI Perjuangan, NasDem, Gerindra, Demokrat, PSI, Buruh, PBB dan PKS, SBS-HMS diusung Partai Golkar dan Perindo, sedangkan KITA-EBA diusung Partai PKB dan PAN.

Satu hal yang menarik sesuai judul tulisan ini ‘Dilema dua Politisi’, adalah kehadiran Partai Pengusung yang membawa dampak ikutan bagi semua kader partainya. Setiap partai politik sudah pasti mewajibkan semua kadernya untuk bekerja all out untuk memenangkan paslon yang sudah diusung oleh partai tersebut. Ketaatan mutlak semua kader terhadap perintah partai membawa dampak psikologis yang besar pada dua kader atau politisi yang mau tidak mau, suka tidak suka harus berdiri berseberangan dengan saudara kandungnya sendiri.

Petrus Bria Seran dan Fransiskus Xaverius Taolin, kedua politisi ini terjebak dalam dilema besar. Pada satu sisi mereka (Pit Bria Seran dan Ans Taolin, red) harus taat terhadap perintah partainya NasDem dan Gerindra, di sisi yang lain saudara kandung mereka SBS dan KITA diusung oleh partai yang berbeda.

Pertanyaannya, apakah mereka akan memiliki totalitas pada perintah partai? Atau memilih membelot? Menarik diamati dan ditunggu arah gerak dan kecenderungan kedua politisi ini. Jika tidak memiliki ketaatan terhadap keputusan partainya, maka ancaman pemecatan adalah momok yang bisa dipastikan selalu membayangi mereka berdua.

Publik Malaka sedang menunggu drama ataupun sandiwara apa yang mau dipentaskan oleh kedua politisi ini, taat pada perintah partai? Atau pura-pura taat?. Sudah pasti bahwa kiprah kedua politisi ini akan menjadi sorotan, atau dipantau secara ketat oleh lawan-lawan politiknya. Sebab, dalam politik partai-partai politik selalu memiliki aturan yang ketat terhadap kader-kadernya.

Pilihan membelot atau melawan perintah partai tentu disadari benar oleh kedua politisi ini sebagai pilihan yang sangat beresiko tinggi terhadap karir politik mereka. Ancaman Pergantian Antar Waktu (PAW) bisa jadi rambu-rambu bagi kader partai yang dianggap nakal atau pembangkang. Ibarat memakan buah simalakama, makan bapak mati, tidak dimakan mama mati. Petrus Bria Seran dan Ans Taolin tentu sudah menyadari betul situasi ini. Publik juga pasti menyadari dilema kedua politisi ini sebagai fenomena menarik dalam kontestasi Pilkada Malaka 2024 ini.

Partai NasDem misalnya, sudah menyiapkan pakta integritas bagi kadernya, point satu berbunyi ‘saya akan bekerja sama dengan struktur Partai NasDem dan tidak akan menciptakan konflik dengan anggota lainnya dalam upaya mencapai target pemenangan pemilu/Pilkada/Pilgub di Kabupaten Malaka Provinsi NTT’. Point ini menjadi contoh bagaimana cara partai politik menjaga integritas kadernya.

Artinya, Kader Partai seperti Pit Bria Seran dan Ans Taolin tidak memiliki pilihan lain, pilihannya cuma satu ‘Kampanye dan Menangkan Paslon SN-FBN’, sebab Partai NasDem dan Gerindra sudah memberikan Surat Keputusan (SK) kepada Paslon SN-FBN. Pit Bria Seran dan Ans Taolin harus berada di panggung dan berkampanye ‘melawan’ saudara kandungnya sendiri. Mereka sudah terperangkap dalam dilema politik ini.

Tetapi inilah konsekuensi dari politik. Bisa benar apa yang dikatakan orang-orang ‘politik itu kejam’. Apa yang akan mereka katakan saat kampanye? Ironisme politik ini akan menghantarkan kedua politisi ‘menyerang’ saudara kandungnya sendiri dalam hajatan Pilkada Malaka 2024 ini. Quo Vadis PBS dan AT???

*Penulis adalah Aktivis dan Pegiat Sosial-Politik di Kabupaten Malaka.(*)

About Post Author