Mengenang 100 Hari Wafatnya Sri Wahyuningsih
MOJOKERTO – Kematian disebut dengan beberapa terma, antara lain, al-maut, al-wafah, al-ajal, dan al-ruju` yang secara harfiah berarti ‘kembali. ‘ Bila menunjuk kata yang terakhir, al-ruju`, kematian bisa dipahami sebagai proses perjalanan pulang menuju negeri akhirat, kampung halaman kita yang sebenarnya. (Al-Qur’an).
Seperti disebutkan dalam QS An Nisa’ ayat 78, yang artinya:
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” – QS An Nisa’ 78.
Tepat pada hari Rabu, tanggal 17 April 2024, mengenang 100 hari Wafatnya Sri Wahyuningsih, wafat pada hari Kamis tanggal 11 Januari 2024. Istri dari Suparna seorang abdi negara yakni Tentara Nasional Indonesia (TNI) AL. Acara berdoa bersama di rumah kediamannya Jalan Rajekwesi Gang 10 No. 04 Kelurahan Wates, Kecamatan Magersari, Jawa Timur.
Beliau dikenal disekitar oleh warga dengan berbudi luhur, suka menolong sesama terutama bagi yang membutuhkan, lemah lembut. Meninggalkan dua anak putra dan putri, Ibnu anak pertama, Sofiyah anak kedua.
Fatimah mengutarakan, bahwa Bu Sri itu orang e sabar, lemah lembut, sering menolong tetangga bahkan beliau adalah warga yang sudah lama bertempat tinggal disini,” ujar Fatimah salah satu warga atau tetangganya.
Seluruh keluarga dari Sri Wahyuningsih (Almarhumah) mengucapkan terimakasih atas partisipasi seluruh warga atau tetangga sekitar ikut mendoakan 100 harinya. Mohon dimaafkan atas semuanya.
Semoga Allah SWT memberikan ampunan, dapat Syafa’at nabi Muhammad SAW serta ditempatkan ke surga-Nya. Aamiin Yaa Rabb.
(Bm)