Rembuk Stunting Di Kota Guring, Evi Nurmalia ; Bertujuan Agar Semua Kebutuhan Dalam Pencegahan Stunting Dapat Menjadi Salah Satu Prioritas
Lamsel, www.libasmalaka.com – Guna membahas usulan program kegiatan intervensi gizi spesifik dan sensitif yang disusun dalam diskusi serta membahas penyepakatan prioritas usulan program kegiatan intervensi gizi spesifik dan sensitif, Pemerintah desa (Pemdes) Kota Guring Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan gelar Rembuk Stunting.
Rembuk stunting digelar di gedung PAUD desa setempat dihadiri langsung, Deni Roziansyah Kepala desa (Kades) Kota Guring beserta aparatur, Ketua TP PKK Desa Kota Guring EVIi Nurmalia, PPS, KPM, TPK, Posyandu dan para Kader desa Kota Guring, PLKB Kecamatan Rajabasa, Hipni Adam beserta rekan, Sugeng Kasi Pemerintahan Kecamatan Rajabasa, Yuniar Rita Bidan Desa Kota Guring, Purwatina Pendamping desa, Kamis (11/08/2022).
Kasi Pemerintahan Kecamatan Rajabasa, Sugeng mewakili Camat Rajabasa, Sabtudin mengungkapkan, Guna mencegah Stunting diperlukan kerja sama antara Pemdes dan seluruh elemen yang ada didesa.
“Jika kompak pasti Stunting dapat kita cegah, jadi sangatlah perlu adanya kekompakan baik PKK, para Kader, Bidan desa dan seluruh elemen yang ada di desa,”
Rembuk Stunting merupakan suatu langkah penting yang harus dilakukan pemerintah kabupaten/kota hingga ke Pemerintah desa
untuk memastikan pelaksanaan rencana kegiatan intervensi pencegahan dan penurunan stunting dilakukan secara bersama-sama.
Hal serupa dikatakan PLKB Kecamatan Rajabasa, Hipni Adam, Ia menambahkan
Rembuk stunting berfungsi sebagai forum musyawarah antara kader kesehatan, PAUD, masyarakat desa dan Pemdes
“untuk membahas pencegahan dan penanganan masalah kesehatan di Desa khususnya stunting dengan mendayagunakan sumber daya pembangunan yang ada di desa,” Tuturnya.
Terpisah, Yuniar Rita Bidan Desa Kota Guring mengatakan, Sesuai data yang telah dilaporkan oleh tim pencegahan stunting ada 32 KK didesa Kota Guring beresiko stunting.
“Dari pendataan ada 32 KK beresiko stunting salah satu dasarnya beresiko stunting dinilai dari tidak punya sepiteng atau pembuangan kotoran manusia,” Katanya.
Sementara itu, Ketua TP PKK Desa Kota Guring EVIi Nurmalia membenarkan bahwa di Desa Kota Guring ada 32 KK beresiko stunting, Evi Nurmalia katakan adanya data tersebut telah di laporkan kepada Pemdes untuk segera ditindak lanjuti.
“Semoga saja nanti bisa dianggarkan Pemdes untuk memprogramkan STBM,” Ujar Evi.
Masih kata Evi Nurmalia, Dari rangkaian inilah output pada pelaksanaan penjegahan stunting adalah rembuk Stunting di desa pada level desa.
“Ini bertujuan agar semua kebutuhan dalam pencegahan stunting dapat menjadi salah satu prioritas program dan kegiatan tahun perencanaan selanjutnya khususnya pada penggaran dari DD yang menjadi prioritas nasional,” Lanjut Evi.
“Dari pencegahan stunting telah kita lakukan oleh Posyandu, para Kader dan PAUD, dengan melakukan kegiatan-kegiatan pemberian makanan bergizi,” Tutup Evi Nurmalia. (Saf)