Ketersediaan Air Irigasi Di Malaka Perlu Perhatian Semua Pihak Petugas BWS NT II Kupang Siap Infestigasi Kelapangan
Malaka.libasmalaka.com- Ketersediaan air irigasi yang bersumber dari Daerah Irigasi (DI) Malaka Sayap Kanan untuk yang melayani para petani di Kecamatan Weliman dan Malaka Barat – Kabupaten Malaka – Provinsi NTT harus mendapatkan perhatian semua pihak mulai dari Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II -( BWS NT II) Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Dirjen SDA) dan pengelola Bendung, Petugas Pintu Air dan Petani Pemanfaat air irigasi
fakta di lapangan Bendung Benenai yang seharusnya melayani 10 ribu lahan sawah di DI Malaka sayap kiri dan kanan untuk MT1 dan II tidak bisa memberikan kontribusi optimal kepada rakyat karena berbagai alasan.
Kurangnya debit air di Kali Benenai, usia dan kondisi Bendung Benenai yang sudah mulai uzur dan membutuhkan perawatan yang intensif pemerintah, adanya kebocoran tiga lantai penguras bendung, belum memadainya infrastruktur penunjang Bendung Benenai, belum tersedianya akses informasi yang memadai dan teratur dari pengelola DI Malaka kepada petani pengguna air, belum adanya lembaga P3A di kalangan petani, keserentakan penanaman dalam satu hamparan belum nampak merupakan sederetan persoalan yang harus diurus dan diperhatikan dalam mengatasi persoalan ketersediaan air bagi petani pengguna air di DI Malaka sayap kiri dan kanan.
Apapun persoalan dihadapi di lapangan rakyat harus tetap hidup dan kerja memanfaatkan potensi lahan dan air yang ada sambil melakukan penataan dan perbaikan kedepan.
Demikian intisari diskusi dalam rapat koordinasi lintas sektor terkait Optimalisasi Pemanfaatan Air irigasi yang bersumber dari Bendung Benenai yang digelar di desa Rabasa – Kecamatan Malaka Barat- Kabupaten Malaka – Provinsi NTT, Rabu (8/7-2020)
Pengamat daerah Irigasi (DI) Malaka dan Bendung Benenai juga sebagai inisiator Pembangunan Bendung Benenai yang saat itu masih bertugas sebagai PNS aktif di Bapeda Belu, Pius Klau Muti kepada wartawan media ini mengatakan salah satu persoalan yang dihadapi di Bendung Benenai adalah rusaknya tiga pintu penguras Bendung Benenai dan bocornya lantai pintu penguras Bendung merupakan persoalan krusial yang dihadapi di Bendung Benenai.
” Bagaimana kita bisa berbicara jauh tentang optimalisasi pemanfaatan air yang bersumber dari Bendung Benenai sementara kondisi Bendungnya sendiri masih butuh perhatian pemerintah karena mengalami kerusakan pada tiga pintu penguras bendung dan ada lantai Bendung yang bocor sehingga tidak bisa menampung air secara optimal untuk dialirkan ke rakyat yang menyebar di DI Malaka sayap kiri dan kanan”.
” Bendung Benenai ini khan aset Pemerintah Pusat yang dibangun di Daerah yang penanganannya dilakukan Provinsi melalui BWS NT2 Dirjen SDA”
” Kita minta BWS NT2 melakukan langkah-langkah konkrit untuk penanganan dan perbaikan supaya Bendung Benenai kembali berfungsi normal”
” Tahun lalu saat saya berkunjung ke Bendung Benenai di Boni saya melihat ada tiga pintu penguras air yang rusak. Lantainya bocor sehingga saat banjir besar harusnya bisa kuras material tetapi saat ini tidak berfungsi”.
“Kalau ketiga pintu penguras itu baik maka semua material jatuh ke kali. Dengan demikian semua sedimen yang tertimbun diatas mercu terkuras. Setelah air jernih ditutup kembali dan genangan air diatas mercu itu bisa tertampung kembali dan berjalan normal untuk dialirkan ke rakyat”
” Dalam pandangan saya fungsi 3 pintu ini untuk menguras material banjir untuk dibuang ke kali. Dan lantai yang bocor harus segera diperbaiki agar bisa menampung air dan tidak terbuang”
” Setiap MT2 petani desa Laleten – Kecamatan Weliman harus sumbang karung untuk sumbat lantai yang bocor untuk selamatkan tanaman padi tetapi sifatnya sementara dan tidak menyelesaikan persoalan di Bendung”
” Kondisi terakhir, regulator bendung jebol sehingga harus segera diperbaiki BWS NT2 agar debit airnya besar dan kembali normal”
” Di Bendung kita lihat ada peninggi muka air, didepannya ada regulator yang jebol dan bocor sehingga airnya tidak tertampung dan kembali mengalir ke kali dan tidak masuk ke saluran irigasi sehingga debit air di Bendung Benenai terus menurun.jelas Pius
Manager DI Malaka Sayap Kanan, Yoseph Bere saat dikonfirnasi wartawan tidak membantah adanya kerusakan di Bendung tetapi sudah mendapatkan penanganan BWS NT II
Dijelaskannya, tahun lalu sudah ada perbaikan intek di Bendung. Memang benar ada ulir di Bendung yang bengkok dan sudah diluruskan. terang yosep
Terpisah Kepala BWS NT II , Agus Sosiawan di Kupang – Provinsi NTT, kepada media ini melalui Telpon Jumat (10/7-2020).mengatakan “Informasi tentang kerusakan di Bendung Benenai di Kabupaten Malaka pihaknya akan melakukan pemantauan di lapangan guna mengidentifikasi tingkat kerusakan yang terjadi.
” Kita akan pantau dan lihat tingkat kerusakanya . Kalau tingkat kerusakan ringan bisa dilakukan dengan Oprasi dan pemeliharaan (OP) rutin. Bila kerusakan sedang dengan OP berkala dan kalau berat dengan Rehabilitasi”.
” Program OP Berkala dan Rehabilitasi harus diprogramkan dulu melalui usulan kegiatan karena tidak setiap tahun ada anggaran”.
” Petugas kita akan turun ke Malaka untuk melihat dulu dimana posisi kerusakannya guna mengidentifikasi dan penanganan selanjutnya sesuai kewenangan yang dimiliki”
” Kerusakan pada tiga pintu penguras bendung dan ada lantai bendung yang bocor itu perlu menanpatkan penanganan agar bisa menampung air secara optimal untuk dialirkan ke rakyat yang menyebar di DI Malaka sayap kiri dan kanan”.
“Kalau ketiga pintu penguras itu baik maka semua material jatuh ke kali. Dengan demikian semua sedimen yang tertimbun diatas mercu terkuras. Setelah air jernih ditutup kembali dan genangan air diatas mercu itu bisa tertampung kembali dan berjalan normal untuk dialirkan ke rakyat.terang agus.(bagas ananda)