Dibalik Suksenya RPM Tidak Saja Menambah income
Dibalik kesuksesan Revolusi Pertanian Malaka (RPM), tidak saja menambah income petani dan merubah perilaku bertani dari subsisten menuju petani komersial, ternyata ada cerita lain dibalik ini.
Hasil penjualan produk RPM dibelikan asset produktif. Petani menyebutnya sebagai tandamata RPM bagi mereka. Adalah Frederikus Seran ketua kelompok tani Finikatara Desa Fafoe selama mengusahakan bawang merah melalui Program RPM telah membeli asset produksi lainnya berupa tanah pertanian seluas satu ha dengan harga Rp 12 juta, hutan jati 600 pohon seharga Rp 46 juta, Somel kayu seharga Rp 22 juta, dan sumur bor seharga Rp 2 juta dan meteran listrik. Anggota kelompok Finikatara berjumlah 14 orang dan masing-masing juga membeli asset produksi yaitu sumur bor, sehingga masing-masing telah memiliki sumur bor, sepeda motor, benih, dan sarana produksi pertanian lainnya.

Saat ini bawang yang ditanam pada awal bulan November telah berumur 40 hari dan sebulan lagi akan panen.
“Saat ini kami sedang menanam bawang merah di luar musim/off-seasson, dan siap panen di pertengahan Januari 2020. Kami berharap Bapak Bupati Malaka berkenan untuk memanennya” cerita Frederikus, ketika ditemui di rumahnya di Desa Fafoe Jumat,( 13/12/19).
Ketika ditanya cerita kendala di pemasaran bawang merah, Frederikus menegaskan sama sekali tidak ada masalah.
“Bagaimana ada masalah, bawang masih dalam tanah, papalele sudah datang minta dibeli”
Kalau harga, yah naik turun, saat panen raya tahun lalu Rp 5000/kg, tahun ini tidak turun segitu. Kami jual Rp 13.5000/kg” jelas Fredy, sapaan akrabnya.
Frederikus merupakan salah satu petani yang sukses mengikuti program RPM. Terlihat di rumah penyimpanan hasil, ada benih jagung Lamuru label biru produksi kelompok tani Finikatara sebanyak 10 ton yang siap dipasarkan, benih bawang merah yang akan ditanam pada lahan seluas 1 ha untuk tanam di bulan Januari nanti.
Ketua Tim Pakar RPM, Dr. Herry Kotta memberi kesan kalau petani sudah mampu menanam bawang merah off-seasson maka mereka sudah tergolong petani hebat. Ini semua bukti nyata program RPM(bagas)