Yayasan Pijar Timur Bersama Pemda Belu Gandeng Koramil 1605-01 Kota Atambua Gelar Pelatihan Wirausaha Sanitasi
NTT, libasmalaka.com – Pelatihan Wirausaha Sanitasi dalam program STBM – GESI di kabupaten Belu Zona II adalah kerjasama kemitraan Yayasan Plan International Indonesia pemerintahan kabupaten Belu bersama Yayasan Pijar Timur Indonesia yang dilaksanakan di Markas Koramil 1605 01 kota Atambua Kelurahan fatukbot Kecamatan Atambua Selatan Kabupaten Belu ( 8/11/2019)
Pelatihan wirausaha sanitasi dalam program STBM – GESI di kabupaten Belu Zona II dari tanggal 4 – 8 November 2019 adalah merupakan kerjasama kemitraan Yayasan plan International Indonesia pemerintahan kabupaten Belu bersama Yayasan pijar Timur Indonesia menggandeng Koramil 1605-01 Kota Atambua Kabupaten belu propinsi Ntt.
Dikuti oleh Danramil 1605-01/Kota Atambua : Mayor Kav.Yatman Selaku Tuan rumah beserta jajaran Anngota babinsa , kemitraan Yayasan Plan Indonesia, Suwardi selaku Koordinator wirausaha sanitasi, Yayasan Pijar Tomor para Pesertanya merupakan calon-calon wirausaha sanitasi dari tukang-tukang yang ada didesa, serta melibatkan peserta dari perwakilan kecamatan, puskesmas,anggota babinsa dan ibu-ibu PKK desa.
Kegiatan Pelatihan Wira Usaha Sanitasi Dalam Program STBM –GESI di Kabupaten Belu ini diselenggarakan atas Kerjasama Kemitraan Yayasan Plan Internasional Indonesia dengan Pemerintah Kabupaten Belu, bersama Yayasan Pijar Timur Indonesia Dan Koramil 1605-01 Kota Atambua Zona II Motabuik Ini bertujuan : Untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan kewirausahaan bagi Anggota Koramil 1605-01 kota zona II Motabuik , karyawan puskesmas atambua dan ibu2 PKK kec atambua selatan, pelatihan ini telah berlangsung dari tanggal 4-8 november 2019, bertempat di koramil 1605-01 kota atambua zona II motabuik , kelurahan fatukbot, Kecamatan Kota Atambua selatan, dengan mengunakan bahan –bahan dari semen biasa, pasir, semen putih dan kalsium.
Koordinator wirausaha dan sanitasi dari pijar timur Suwardi saat di wawancara media terkait kegiatan pelatihan tersebut mengatakan, Pelatihan wira usaha sanitasi ini merupakan Kerjasama Kemitraan Yayasan Plan Internasional Indonesia dengan yayasan pijar timur indonesia , TNI , pemerintah Kabupaten Belu Malaka,
“Pesertanya merupakan calon –calon wirausaha sanitasi dari tukang-tukang yang ada didesa serta melibatkan peserta dari perwakilan Kecamatan, Puskesmas, Anggota Babinsa dan ibu –ibu persit. Dengan memberikan pelatihan cara pembuatan kloset,cara dari fiber,serta kresasi terhadap produk –produk lain,” Papar Suwardi.
Suwardi berharap kedepan tumbuh ukm–ukm baru di wilayah kabupaten Belu dan Kabupaten Malaka.
“Harapannya hasil produk ini bisa di jual dan bisa dikembangkan melalui bumdes dan kewirausahaan lainnya.di kabupaten belu dibagi 2 zona yaitu posisi pelatihan di kecamatan lasiolat,zona dua di wilayah Koramil 1605-01 Kota Atambua Zona II Motabuik Ini” Imbuh suwardi
Pada kesempatan yang sama, Fridolino Bere Mau, Bagian sanitasi lingkungan masyarakat mewakili peserta asal puskesmas Atambua Selatan mengatakan, Kegiatan kewirausahaan Sanitarian mampu mempberdayakan masyarakat yang dilatih untuk terus berusaha dalam hal wirausaha sanitasi.
“Menyiapkan wira usaha sanitasi untuk masyarakat sehingga yang dikeluhkan masyarakat bahwa membuat wc itu mahal, dan ternyata ada cara lain yang lebih murah untuk membuat sanitasi,serta mendukung program stbm yang dari kementrian sampe puskesmas, masyarakat sadar akan lima pilar yakni salah satunya adalah stop membuang air sembarangan,dan emapat pilar lainnya,” Katanya.
Lebih lanjut, Frido juga menambahkan, Hal itu dilakukan untuk lebih menyadarkan masyarakat akan kepemilikan wc demi menjaga kesehatan lingkungan yang baik sehat bagi diri sendiri dan warga masyarakat.
Anggota babinsa koramil 1605- 01 Kota atambua (Serka I Nyoman Setiawan) sebagai peserta pelatihan menuturkan kepada media, Pelatihan wira usaha sanitasi dalam program STBM , merupakan kegiatan meliputi pembuatan kloset, pembuatan master kloset, kegunaan untuk militer dapat dimanfaatkan dalam kegiatan karyabakti, sanitasi, jambanisasi, dan untuk pribadi sendiri bisa di manfaatkan untuk wira usaha dirumah.
“Prakteknya kita sudah buat pemasangan kloset di 3 titik di lingkungan kelurahan fatukbot, Kami juga berharap kegiatan pelatihan ini terus dilanjutkan dan setelah kegiatan ini peserta bisa memperoleh satu alat cetak untuk di buat contoh dalam pembuatan kloset, kendala yang dialami adalah bahan –bahannya sulit didapat di atambua,” Pungkas I Nyoman setiawan. (bgr/Saf).