22 Desember 2024

Anggota DPRD Malaka Kaji Banding Di Sukoharojo. Akan Terapkan Pertanian Modern di malaka

Spread the love

Komisi II yang hadir pada kegiatan kajibanding di dampingi oleh Sekertais DPRD (Sekwan) Malaka Carlos Monis. Dan Kepala Bidang Tehknis,

Anggota DPRD Malaka prvinsi NTT  Yang mengikuti Kaji Banding yaitu, Wakil Ketua II DPRD Malaka Hendrikus Fahik Taek, Marius Boko ketua komisi, Markus Baria Berek,
Wakil ketua komisi, Adrianus Nenometa, Sekretaris.

Anggota masing-masing, Martinus Nahak, Marcelina Febriyanti Fanu, Raymundus Seran,
Antonius Un.

Tujuan kaji Banding di Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo
Jawa Tengah tentang Penerapan Sistem Pertanian dan Perikanan Dan cara tanam padi sawah yang benar menggunakan teknologi modern.

Pertanian modern terus dikembangkan di Sukoharjo sebagai upaya meningkatkan hasil panen sekaligus mengatasi masalah kesulitan air.

Sistem yang dipakai yakni pertanian terintegrasi atau integrated farming dimana petani bisa memadukan pertanian, peternakan dan perikanan.

Sistem tersebut sudah berhasil diterapkan oleh Kelompok Tani Subur Mulyo di Desa Jagan, Kecamatan Bendosari.

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo Netty Harjianti, dilokasi. rabu (6/11/19) mengatakan, sistem pertanian terintegrasi menjadi solusi bagi petani di Sukoharjo khususnya pemilih sawah tadah hujan atau berada di wilayah kering karena kesulitan air. Sistem tersebut masih sangat jarang dipahami dan dipraktekan petani di Sukoharjo.

Namun ada petani di Desa Jagan, Kecamatan Bendosari milik Heri Sunarto mampu mengaplikasikan sistem pertenian terintegrasi dan berhasil.

Pertanian yang dijalankan yakni tanam padi, sedangkan peternakan berupa ternak ayam dan perikanan berupa ikan nila, gurame dan lele. Hasil panen yang didapat berupa padi, ikan dan daging ayam dan telur ayam.

“Lahan yang tadinya gersang karena kekurangan air diubah menjadi subur dengan sistem pertanian terintegrasi.

Air diambil dari sumur dalam kemudian ditampung ke kolam ikan dan airnya yang sudah tercampur kotoran ikan menjadi pupuk alami dialirkan ke sawah.

Pupuk alami juga diambilkan dari kotoran ayam dengan demikian maka bisa mengurangi konsumsi pupuk kimia,” ujar Netty Harjianti.

Penerapan sistem pertanian terintegrasi di Jagan, Bendosari diawali pada lahan seluas satu hektar. Kedepan pengembangan serupa akan dilakukan pada lahan kritis lainnya disejumlah wilayah di Sukoharjo.

“Hasil panen padi dengan sistem ini juga mengalami peningkatan dibanding biasanya karena mampu menghasilan 9,2 ton. Sebab pemupukan mengandalkan bahan alami dari kotoran hewan dan mikroba,” lanjutnya.(ed)

About Post Author