Catatan Pinggir ETMC 2019 Malaka (7) Oleh : herry klau
“Lapangan Umum Betun, Misi Menahbiskan Sang Juara Sejati ETMC 2019 Malaka”
Titik nol. Yah…posisi kami sedang berdiri di titik 0 kilo meter. Drone yang dipilot sang jurnalis melayang tinggi. Jauh sekali. Pesawat tanpa awak itu lalu menyentuh kembali landasan tempat kami sedang berdiri. 5 menit lamanya berada di udara. Lalu kami melihat hasilnya. Lapangan Umum Betun cukup mempesona terlihat dari atas udara.
Panggung yang kokoh hasil renovasi di era pemerintahan SBS-DA di sisi utara dan Kantor DPRD Malaka di sisi selatan yang sedang dibangun terlihat tampan dan representatif. Menambah indahnya pigura alamiah ini.
Rumput hijau ibarat sabana telletubbies membentang rata dan asri. Tumbuh beraturan dan nampak gagah terkena sinar mentari pagi.
Paduan puluhan pohon di sepanjang garis jalan raya menambah keteduhan arena ini.
Dan satu inovasi terbaru yang tak bisa disembunyikan, terpancang dan berdiri dengan gagah perkasa di setiap sudut lapangan, ketika wajah mendongak ke atas. Empat buah tiang dengan ukuran 28 meter dengan kekuatan 1 mata lampu sebesar 2000 watt sebanyak 16 mata lampu pada setiap tiang menambah “keangkuhan” Lapangan Umum Betun sebagai salah satu tempat pertandingan resmi El Tari Memorial Cup 2019 di Kabupaten Malaka.
“Setiap hari selepas jam kantor, saya selalu singgah di Lapangan Umum Betun untuk memantau kesiapan lapangan ini menyambut pertandingan El Tari Memorial Cup 2019. Kita inginkan penyelenggaraan turnamen 2 tahunan ini menjadi yang terbaik paling tidak untuk 50-100 tahun mendatang,” ungkap Bupati Malaka dr. Stefanus Bria Seran, MPH saat berada di area lapangan tersebut.
Kehadiran dan keberadaan Lapangan Umum Betun sebagai pengejawantahan wajah seluruh lapangan bola di Malaka, menjadi sebuah nilai kekuatan yang tak bisa dianggap sebelah mata.
Betun, sebagai ibu kota wilayah ini harus memiliki ikon-ikon otentik seperti ini, sehingga membuat prestise daerah ini bisa terangkat.
“Saya tidak pernah menyangka, jikalau setelah Malaka definitif Lapangan Umum Betun bisa segagah ini. Sudah ditata dan diurus dengan sangat telaten. Terima kasih untuk Bapak SBS yang telah menjadikan wajah Betun berubah seiring perputaran waktu,” ujar Peter Nahak, mantan pemain bola.
Untuk sebuah perjalanan waktu, Lapangan Betun memang sudah layak ditata.
Pantas memang.
Berbagai turnamen lokal seperti Piala Bupati, Piala Perarakan Besar, Piala 17 Agustus dan turnamen seperti KPU Malaka Cup dihelat di sini.
Siapa yang pernah memasuki arena ini, akan merasakan aroma yang sangat berbeda. Penulis sebagai mantan pemain lokal (walau tanpa juara, hehehe) pernah merasakan aura yang lain. Tentunya pemain lain yang pernah jatuh bangun di lapangan ini pun akan punya pengalaman yang sama.
Bermain bola di Betun, harus bisa mengalahkan diri sendiri, mengalahkan “panas”nya arena dan harus bisa mengalahkan garangnya teriakan para suporter. Tak jarang nama-nama pemain disoraki, karena para penontonnya sangat fanatik dan primordial.
Lapangan Betun terkesan magis dan bertuah. Bagi pemain dari kecamatan lain, jangan pernah berharap untuk mengalahkan tuan rumah jika hanya membawa kekuatan setengah-setengah. Jangan pernah mendambakan juara di tempat ini, jika hadir tanpa mental juara.
Namun bukan semua itu yang utama.
Lapangan Umum Betun yang kini sudah dipermak layaknya sebuah stadion mini, akan menjadi daya tarik tersendiri ketika pluit pertandingan ETMC 2019 mulai dari babak penyisihan hingga final mulai dihelat.
Lapangan Umum Betun akan menjadi ambisi setiap pemain dari 20 Kabupaten Kota yang akan bertanding termasuk tuan tanah dan tuan rumah PS Malaka.
Ambisi-ambisi itu dibarengi kobaran semangat yang bernyala-nyala, akan disaksikan ribuan pasang mata dari setiap pasang mata yang berdesak-desakan berdiri di pinggir lapangan, membaur jadi satu dengan nama suporter.
Niat yang dibawa dan terpatri kuat di dada masing-masing pemain bola akan terlihat nyata di atas lapangan hijau, ketika memamerkan skill dribble, gerak tanpa bola dan shooting ke gawang diiringi standing aplaus dan gemurug tepukan tangan riuh.
Ambisi dan niat itu harus jadi tuntas jika memungkinkan Final digelar di Lapangan Umum Betun. Saat itu ditemani temaram lampu stadion, Gubernur NTT, Bupati Malaka dan Ketua Pantia akan menyerahkan Trophy El Tari Memorial Cup 2019 kepada pemenang sejati.
Sampai di sini, misi yang tak pernah usai akan berpuncak dan sejarah mencatat dengan tinta emas, Lapangan Umum Betun menahbiskan Juara Sejati dengan menjunjung sportivitas dan persaudaraan yang takkan terpisahkan. (Bersambung)